PENGERTIAN DARI ( MF 420 EX) YAITU :
M = Multiflo
F = Fuel ( Diesel )
420 = Particular Model Number
EX = Extra High Head
PUMP UNIT DATA
➤ Owner : Weir Mineral Multiflo
➤ Unit Model : MF 420 EX, Vacum Primed Pump Unit
➤ Engine Model : Caterpillar C32
➤ Engine Operating Rpm : 1700 Rpm
➤ Maximum Speed : 1750 Rpm
➤ Engine Volt : 24 V
➤ Engine Power : 622 kW @ 1700 Rpm
➤ Bare Shaft Pump Model : MK43242AE05
➤ Bare Shaft Pump Gland Sealing : Packed Gland
➤ Bare Shaft Pump Bearing Lubriction :
- Pump labyrinths are grease lubricated
- Bare shaft pump bearing and gland packing are oil lubricated
➤ Drive Coupling : Centaflex Series 400 Type 2 Coupling
➤ Non Re-turn Valve Type : NRV 200 mm
➤ Non Re-turn Valve Material : Stainless Steel
➤ Vacum Pump Model : MVP 57
➤ Vacum Tank Type : VT0420Z0001
➤ Vacum Tank Material : 316 SS
➤ Primming System : Vismode Vacum Primed
➤ Total Unit Mass ( Dry ) : 14.100 Kg
➤ Fuel Capacity : 4000 Liter
➤ Suction Flange Type : Table E ( Australia )
🔎 WET END
Pada unit pompa Multiflow wet end merupakan bagian pompa yang terletak pada sisi bagian belakang engine room, Wet end terdiri dari komponen - komponen berikut ini :
Pada bagian wet end bahan casting terbuat dari Ultrachome A49 / A48, sedangkan impeller terbuat dari H7A Stainless steel. Material ini telah lama digunakan dan sudah di tingkatkan lagi agar tahan terhadap abrasion dan corrosion yang bertujuan agar meningkatkan umur dari pompa yang diaplikasikan pada air berlumpur.
🔎 BARE SHAFT PUMP DATA
Pada unit MF 420 EX bare shaft berfungsi sebagai komponen penerus dari putaran engine menuju ke impeller pompa. Berikut ini spesifikasinya :
➤ Bar Shaft Model : 8 / 6 FFY - HX
➤ Pump Designation : Multiflo 420 EX
➤ Bare Shaft Pump Material : H7A
➤ Impeller Material : H7A
➤ Suction : 200 mm
➤ Discharge : 150 mm
➤ Impeller Type : Closed
➤ Impeller Diameter : 660 mm
➤ Impeller Vanes : 4 '
➤ Min. Passage Size : 50 mm
➤ H (m) : 154 m
➤ RPM : 1700 Rpm
➤ Efficiency : 62 %
➤ Duty : 200 L/s @ 160 m
➤ NPSHr : 5.5 m
➤ Pewer : 518 KW
➤ Shaft Sleeve Material : C21
Pada pompa dengan ripe "HX" dari produk Warman memang di desain khusus untuk mengalirkan air yang bercampur lumpur, dimana pompa yang biasa tidak mampu melakukannya. Pompa ini juga memiliki kelebihan lain yaitu mampu mengatasi kadar asam yang sering menjadi masalah pada kandungan air pertambangan.
Discharge pompa yang flexibel dapat diarahkan ke segala posisi sesuai dengan mountingnya. Impeller pada tipe ini di desain khusus agar mendapatkan tingkat efisiensi yang tinggi tanpa membutuhkan pengurangan penutup celah antara impeller dan casing volute. Pompa ini secara konsisten menjaga kemampuannya untuk mengalirkan size material yang memungkinkan.
🔎 PELUMASAN PADA BAR SHAFT BEARING
Pada Bar Shaft terdapat 2 tipe pelumasan yang dipakai antara lain sebagai berikut :
1. Pelumasan Pada Seal Luar Bearing Bar Shaft (Grease)
Pada seal luar bearing terdapat pelumas berupa grease yang di pasang pada sisi cover luar bar shaft, Komponen pelumas grease tersebut disebut juga dengan "Electro - lube"
Untuk mengurangi panas yang diakibatkan karena adanya gesekkan antara labyrinth seal dengan shaft pada bar shaft. Maka di pasang 2 buah pelumas electro-lube yang masing - masing terpasang pada sisi Drive end dan sisi Wet end. Untuk sisi Drive end terpasang dengan quantity 150 ml, sedangkan sisi Wet end terpasang dengan quantity 500 ml.
Prinsip Kerja Electro - luberKetika kombinasi selector switch diposisikan "ON", maka akan mengaktifkan cell. Kemudian akan terjadi reaksi electro-chemical dengan jalan merubah energi electrik menjadi gas nitrogen. Gas akan mengisi pada blow gas chamber dan perlahan menekan piston grease keluar ke sisi cylinder. Sehingga grease akan keluar menuju ke lube point karena dorongan piston
Prosedure Starting Electro-lube
1. Buka cover pelindung switch.
2. Kemudian pilih switch pembagian waktu dan jumlah pelumas yang diperlukan.
3. Geser switch yang dipilih menuju pada posisi "ON", ketika hal ini terjadi akan menutup rangkaian listrik di dalamnya dan akan memulai proses pembentukan gas.
4. Geser switch "BLIP" pada posisi "ON". Lampu indikator akan menyala dan akan terjadi secara berualang setiap 15 - 20 detik selama rangkaian sirkuit yang ada tertutup.
5. Jika lampu indikator sudah menyala, maka ini menunjukkan bahwa sistem pelumasan telah bekerja sebagaimana mestinya.
2. Pelumasan Pada Seal Dalam Bearing Bar Shaft ( Oli )
Pada bagian seal dalam bar shaft juga terdapat pelumasan berupa oli, karena putaran pada bar shaft tinggi maka dibutuhkan pula pelumasan yang lebih cepat guna melumasi bearing pada saat berputar. Hal itu bertujuan agar umur bearing bisa lebih panjang. Pada sistem pelumasan oli ini dilengkapi dengan adanya motor hydraulic yang berfungsi mensirkulasikan oli dari tanki ke bar shaft secara continue yang bertujuan mengurangi keterlambatan pelumasan ke bearing yang berdampak pada keausan yang lebih cepat.
🔎 VOOLUTE DAN IMPELLER
Komponen Wet End mempunyai peran penting dalam proses pemompaan. Voolute dan impeller berfungsi mengalirkan atau memindahkan air dari suction hose menuju ke discharge pipe.
🔎 VAKUM PUMP DAN PRIMMING TANK
Vakum pump dan Primming tank bekerja bersama-sama dalam menciptakan tingkat kevakuman pada saat pompa multiflo beroperasi. Tipe vakum pump yang digunakan adalah tipe 57 (Piston Pump). Pompa ini memiliki kemampuan hisap 38 C.F.M dengan media pendingin udara. Didukung dengan 2 piston yang bergerak secara recriprocating. Pompa ini menggunakan sistem pelumasan internal dengan kapasitas oli 2.2 liter.
Rpm maksimum pada pompa ini adalah 700 rpm, yang digerakkan oleh 3 V-belt melalui input shaft bar sahaft. Pompa ini juga dilengkapi dengan clucth electromagnetic bertegangan 24 Volt pada pully penggeraknya yang berfungsi untuk Angged dan Disangged vakum pump. Sedangkan untuk Auto start pada pompa di atur oleh komponen Micrologic pada Panel Monitor.
🔎 NON - RETURN VALVE
Non - return valve adalah katup yang akan terbuka selama proses pemompaan dan akan menutup otomatis ketika proses pemompaan berhenti. katup ini terdapat pada sisi dischage voolute yang berfungsi sebagai berikut :
1. Melindungi pompa terhadap tekanan balik pada sisi pipa discharge pada saat pompa tersebut dimatikan atau mati mendadak. Bila valve ini tidak bekerja secara benar maka tekanan balik pada sisi discharge akan mengalir kaembali ke dalam voolute pump dan akan mengakibatkan perputaran balik pada impeller sehingga dapat membuat impeller terlepas dari shaftnya.
2. Menutup celah pipa discharge ketika pompa sedang melakukan proses primming saat pertama kali, sehingga tidak ada udara masuk untuk menciptakan kevakuman pada sisi suction hose. Hal tersebut akan membatu Vakum pump dalam proses primming. oleh karena itu non-return valve merupakan komponen yang penting dalam sistem pemompaan.
🔎 SUCTION LINE ASSEMBLY
Keterangan :
1. Pully
2. Hammer lock
3. Boom Chain
4. Winch
5. Suction Reducer
6. Bolt Set
7. Hammer Lock
8. Bolt Set
7. Strainer
🔎 DISCHARGE LINE ASSEMBLY
Air valve terpasang pada sisi discharge dan berfungsi untuk mengurangi jumlah gelembung udara yang ada pada sisi discharge. Jika unit pompa digunakan sebagai stage pump maka air valve wajib dipasang, karena gelembung udara di dalam dapat menyebabkan terjadinya Cavitasi pada komponen Voolute dan Impeller Pump. Air valve ini dapat di request oleh pihak customer bila dibutuhkan karena disediakan oleh Vendor.
Flow switch sensor terpasang pada sisi discharge pipe yang berfungsi untuk memberikan sinyal kepada micrologic bahwa air telah melewati (mengalir) pada discharge pipe. Bila selama +- 6 menit air tidak mengalir, maka unit langsung di shutdown sebagai engine proteksi sistem. Hal ini dimaksudkan agar tingkat efesiensi bahan bakar yang digunakan serta melindungi vacum pump agar tidak bekerja terus menerus.
Isolation valve merupakan kran buka tutup yang dipasang pada sisi discharge line. Pada saat unit beroperasi Valve Isolation ini harus dalam keadaan tertutup, sedangkan bila pada saat engine dimatikan valve ini ini harus dibuka agar mengurangi tekanan (pressure) yang diterima oleh non-return valve, sehingga life time komponen tersebut lebih lama.
🔎 TRANSMISION
Tipe Transmisi yang banyak digunakan pada beberapa product multiflo menggunakan Tipe Twin Disc Transmision Model :
MG 5203 SC
RATIO = 1,53 : 1
Maksimal temperature oli pada saat beroperasi adalah 80 - 90 ⁰C ( 175 - 200 ⁰F ), jika temperature oli transmisi melebihi nilai maksimalnya maka unit harus segera dimatikan dan dilakukan pengecheckkan ulang. Berikut ini tabel pressure pada transmision :
Bila pressure pada transmision oli tidak tercapai, maka dimungkinkan terjadi masalah pada pompa atau hydroulic yang ada. Transmision Twin Disc ini memiliki 3 posisi yaitu :
- Netral
- Forwad (Primary)
- Reverse (Secondary)
Untuk merubah posisi di pasang mekanisme Control Valve Assembly yang berfungsi untuk mengarahakan pressure oli yang bertekanan pada sistem hydroulic transmisi.
🔎 RUBBER COUPLING
Tyre Coupling berfungsi sebagai penghubung tenaga ( power ) dari engine atau transmisi menuju ke bar shaft. Fungsi lain dari komponen ini adalah merupakan komponen yang dilemahkan sebagai pengaman (protection) bila ada masalah pada engine atau wet end tidak akan salaing berpengaruh.
Komponen ini tersusun oleh 2 buah tapper lock yang dihubungkan oleh rubber coupling dengan bolt.
Kata "F" berasal dari kata Fenner dan 180 menunjukkan Tipe dari Tyre Coupling.
Komentar
Posting Komentar
Komentar Dengan Bijak