Cara Kerja Pompa Hidrolik Alat Berat dan Diagramnya

CARA KERJA POMPA



Cara kerja pompa hidrolik adalah degan cara mengubah tenaga mekanikal menjadi tenaga hydrolis dengan memanfaatkan oli sebagai media penyalur tenaga. Banyak sekali klasifikasi type pompa hyraulic antara lain sebagai berikut :

πŸ”°BERDASARKAN KAPASITAS PUMP

  1. Non - Positive Displacement adalah pompa yang bekerja dengan cara mengambil cairan kemudian mendorongnya dan mempunyai internal lingkage (kebocoran dalam) yang besar. Perubahan pada tekanan akan berpengaruh besar terhadap kapasitasnya. Contoh salah satunya adalah kincir air.
  2. Positive Displacement adalah pompa yang bekerja dengan cara mendorong atau memindahkan ciaran, tetapi pompa ini juga memiliki ruang yang berfungsi sebagai seal agar cairan itu tidak kembali dan memiliki internal leakage kecil. Sehingga perubahan tekanan berpengaruh kecil terhadap kapasitasnya.
NOTE
Displacement adalah banyaknya jumlah (volume) caiaran yang dipindahkan tiap putaran dari pompa.

πŸ”°TIPE POMPA

1. Gear Pump
2. Vane Pump
3. Piston Pump
  • Axial Piston Pump
  • Radial Piston Pump
πŸ”°BERDASARKAN KERJA POMPA
Secara umum diketahui pompa piston dibagi menjadi 2 type berdasarkan kerjanya antara lain :
  • Fixed Displacement Pump adalah pompa yang setiap putaran pompa dapat menghasilkan volume oli yang sama dan tidak dapat dirubah - rubah sesuai kebutuhan attachement yang digunakan. (Output delivery tetap)
  • Variable Dispacement Pump adalah pompa yang volume oli yang dihasilkan setiap putaran pompa bisa divariasikan sesuai dengan kebutuhan attachement yang digunakkan. (Output delivery tidak tetap)

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai salah satu tipe pompa hidrolik yaitu Variable Displacement Pump.

Pada pompa tipe Variable Displacement Pump oli yang dikeluarkan akan berubah - ubah menyesuaikan dengan kebutuhan beban pada attachement yang digunakan. Sehingga respon dan pergerakan attachement bisa lebih baik atau proposional sesuai dengan keinginan operator. Alat kan lebih responsif dan efektifitas kerja alat berat akan meningkat.

Aliran oli proposional dengan drive speed dan displacement. Dengan adanya penyetelan posisi swash plate secara bertahap pada flow oli yang dikeluarkan.

πŸ”°STRUKTUR KOMPONEN POMPA

Variable Displacement Pump menggunakan swash plate tipe untuk menggerakkan mekanisme pistonnya. Pergerakan sudut swash plate di kontrol melalui LS signal (pressure) dari beban attachemet. Berikut Port yang ada pada pompa variabel :

  • S = Suction Port
  • B = Pressure Port
  • L = Drain Port
  • X = Pilot Port
  • 1 = Pressure Controller
  • 2 = Flow Controller




Keterangan :
  1. Counter piston
  2. Pistons
  3. Plate spring menahan plate pada sudut maximum (full output) Jika regulating unit tidak melakukan pergerakan.
  4. Swash plate
  5. Control piston
  6. Control unit

πŸ”°REGULATING UNIT
Keterangan :
  1. Flow controller
  2. Pressure controller



Fungsi Regulator adalah untuk mengatur pressure dan flow pada pompa secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban kerja attachement. Pada line B1 adalah menerima pressure control dari sistem dan akan menekan plunger piston ke samping. Kemudian oli akan melewati line A untuk mengatur sudut pada swash plate untuk merubah flow oli pada piston. Sedangkan line T berasal dari rumah pompa dan terhubung dengan line drain ke tangki hidrolik.

A. Pressure Controller
Ketika pressure dari line B mulai terpenuhi, control spindel P akan bergerak ke kanan dan akan melawan spring. Ketika setting maksimum pressure terpenuhi, sambungan  dari B1 ke A terbuka dan oli mengalir ke pengatur piston untuk menggerakkan sudut swash plate.

B. Flow Controller
Aliran oli bervariasi sesuai dengan permintaan sistem. Tekanan sistem melalui B1 mempengaruhi ujung kiri spindel F. Tekanan dari garis sensor beban X mempengaruhi ujung kanan tempat spring berada. Perbedaan tekanan pada katup arah sistem V memaksa spindel pengatur F melawan spring. Jika perbedaan tekanan bertambah, sambungan antara jalur B1 dan A akan terbuka dan pompa disetel untuk aliran  yang lebih rendah. Jika perbedaan tekanan berkurang maka sambungan antara jalur A dan T terbuka da aliran pada pompa meningkat.
 
C. Load Sensing Line
Dimungkinkan untuk menyetel beberapa sistem (X1, X2, dll) secara bersamaan dengan mengontrol tekanan LS dari setiap sistem.

E. Stand By Pressure
Dalam situasi ketika tidak ada attachement yang beroperasi dan line pengontrol beban X tidak memiliki tekanan, karena terhubung ke saluran tangki melalui katup arah. Tekanan sistem dari B1 memaksa spindel pengatur aliran F ke kanan melawan spring. Sambungan dari B1 ke A terbuka, dan pompa disetel ke aliran nol dan tekanan rendah. Tekanan stand by sistem disesuaikan dengan bolt D. Nilai yang dinginkan akan menyesuikan sesuai dengan petunjuk penyesuaian pompa (tergantung pada sistem). 









Komentar