Prosedur Perawatan Baterai Alat Berat

 Prosedur Perawatan Baterai Pada Alat Berat




Prosedur perawatan baterai pada alat berat merupakan aktivitas yang dilakukan agar baterai selalu dalam keadaan siap pakai, peforma terbaik dan memiliki umur pemakainan yang lebih lama. berikut ini adalah petunjuk perawatan baterai antara lain :

  1. Periksalah ketinggian electrolit pada baterai secara berkala dan berkelanjutan, minimal setiap unit dilakukan service.
  2. Apabila permukaan electrolit pada baterai turun hingga mendekati gari "Lower Level", maka tambahkan dengan menggunakan air tambah baterai (Distilled Water) saja. Tambahkan hingga mencapai garis "Upper Level" kembali. Note : (Jangan tambahkan dengan air zuur).
  3. Bila ditemui mesin sulit untuk di start, klakson lemah, lampu redup dan kemudian dilakukan pengukuran pada berat jenis accu zuur-nya kurang dari 1.200 maka berarti baterai dalam keadaan kekurangan muatan listrik. Lakukan ccharging baterai dengan arus 1/10 kali dari kapasitas naminal baterai hingga voltase baterai mencapai 12 Volt lebih atau bila di ukur berat jenis electrolitnya telah mencapai 1.260 kembali.
  4. Lakukan pemeriksaan pada kondisi terminal pole baterai ( minimal tiap kali service). Jika ditemui terminal pole berjamur, maka cucilah dengan menggunakan air panas, lalu keringkan dan diberi grease pada terminal.

🔰Prosedur Pemakain Baterai Baru





Dalam pemakaian baterai baru, berikut ini hal - hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
  1. Lepaskan segel alumunium foil dan kemudian isi baterai dengan asam sulfat cair (accu zuur) yang mempunyai berat jenis 1.260 (20૦C) hinggs mencapai garis "Upper Level".
  2. Tutup kembali lubang - lubang baterai dengan menggunakan vent pluq yang telah tersedia.
  3. Bersihkan terminal pole dari tumpahan dari air accu zuur dan kotoran lainnya.
  4. Baterai telah siap digunakan.

🔰Prosedur Pemasangan Baterai




  1.  Pada saat pemasangan baterai, klem Positif (+) harus dipasang terlebih dahulu. baru kemudian klem Negatif (-).
  2. Pastikan posisi klem sudah terpasang erat dan kuat pada terminal pole  Positif (+) dan Negative (-).
  3. Lepas terminal pole Negative (-) pada kendaraan, apabila kendaraan tidak akan digunakan pada waktu yang lama.
  4. Jagalah posisi baterai selalu dalam keadaan tertahan erat pada dudukannya (braket).
  5. Jaga kebersihan lubang pernapasan (vent plug) selalu bersih dan tidak tersumbat.
  6. Pastikan vent plug dalam keadaan terpasang dengan kuat ketika sudah melakukan penambahan air baterai (accu).
  7. Pastikan nyala atau loncatan bunga api berada jauh dari baterai, agar tidak terjadi ledakan.
  8. Hindarkan baterai dari terkena bensin atau solar.
  9. Segera lakukan pengechargeran ketika mendapati baterai dalam keadaan kekurangan muatan listrik.


🔰Permasalahan Yang Bisa Terjadi Pada Battery


1. MELEDAK

Baterai dapat meledak yang disebabkan oleh :

  1. Vent plug tersumbat sehingga gas tidak bisa keluar dari dalam baterai.
  2. Pemasangan terminal clamp yang tidak kencang (longgar) akan menimbulkan panas serta percikan api, gas hidrogen dan oksigen dengan temperatur tertentu akan menimbulkan ledakan pada battery.
  3. Terdapat connector kabel yang putus atau longgar yang menimbulkan percikan api sehingga menyambar gas hidrogen dan oksigen dan menimbulkan ledakan.
  4. Sambaran api dari luar, misalnya puntung rokok, batterai didekat pengelasan pada saat battery dilakukan pengecharge-an.
  5. Electrolyte didalam baterai habis / kering, sehingga temperature baterai menjadi tinggi sehingga bisa mnimbulkan ledakan.
2. OPEN CIRCUIT 
Baterai open circuit dapat disebabkan oleh : 
  1. Pemasangan clamp terminal yang longgar sehingga menyebabkan sambungan terminal putus.
  2. Perakitan sambungan terminal pole atau sambungan antar cell pada baterai kurang baik sehinggga waktu dipakai putus.
3. OVER CHARGE
Baterai over charge dapat disebabkan oleh :
  1. Operasi kendaraan yang tidak berhenti, misalnya seperti mesin pabrik, taxi, genset dll,.
  2. Sistem pengisian listrik yang berlebih, umumnya sering dijumpai pada kendaraan yang masih menggunkan sistem alternator konvesional.
  3. Kerusakan pada regulator pada alternator.
4. UNDER CIRUIT
  1. Kapasitas baterai yang digunakan tidak sesuai.
  2. Sistem pengisian dari alternator tidak berfungsi / rusak.
  3. Terjadi hubungan singkat dalam kelistrikan kendaraan.
  4. Baterai tidak digunakan dalam kurun waktu yang lama.
  5. Terjadi ke abnormalan pada sistem pengisian, sehingga tegangan listrik yang dihasilkan tidak seimbang dengan yang dibutuhkan oleh komponen electrik.  

5. SHORT CIRCUIT
  1. Perakitan battery yang kurang sempuna, sehingga separator sobek atau ada serpihan timah.
  2. Baterai kemasukkan benda tajam atau berbahan besi seperti bolt, nut atau paku sehingga separator sobek.  

Komentar